Selasa, 13 Desember 2016

Mari Menulis

By Pidri Esha | At 09.25 | Label : | 0 Comments
== Mari Menulis ==

Sebenarnya sebuah karya bisa kamu ciptakan, sebab siapa saja bisa menulis. Tidak ada yang tak mungkin. Hanya saja, “Apakah anda memiliki kemauan atau tidak?”. Kata pepatah mengatakan bahwa, ‘dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan’ untuk menuju kearah apa yang anda inguinkan. Jika ‘kemauan’ itu sudah ada, maka anda mesti membangun beberapa unsur dalam diri anda, yakni :

Semangat sebagai senjata mengalahkan rasa bosan dan bermalas-malasan yang mempengaruhi daya kerja untuk mencapai apa yang anda inginkan.

Optimis dan yakin bahwa anda bisa membuktikan potensi yang anda miliki. Memacu kretifitas mengembangkan ide-ide yang selama ini terpendam atau sebatas anda pautkan dalam angan-angan saja.

Percaya diri dan jangan minder dengan kesuksesan yang diraih orang lain. Karena orang lain juga pasti memiliki hal yang sama sebelumnya, seperti yang anda rasakan saat ini. Keragu-raguan hanya akan membuat anda mengulur-ulur waktu yang sia-sia, bisa jadi akhirnya terbengkelai tak berbuat apa-apa.

Pantang menyerah demi mewujudkan sebuah karya pasti mengalami kesulitan. Perlu diketahui bahwa, semakin sulit tingkat tantangan yang ada, maka semakin besar pula kebanggaan yang nanti anda rasakan diakhir episode jerih payah yang selama ini anda lakukan.

Tekun membaca dan mencari inspirasi sekaligus sebagai koreksi dalam tulisan-tulisan yang anda ciptakan supaya lebih kaya imajinasi dan memiliki bobot kualitas didalamnya. Dengan harapan tulisan anda nantinya mampu menampung semua jiwa para pembaca karya anda.

Konsentrasi serta fokus pada pijakan tema tulisan anda. Jangan mudah terkecoh oleh pertimbangan dengan saran yang diberikan orang lain yang justru bisa menghambarkan pokok ide bahasan yang anda buat. Pelajari kritikan-saran itu sebagai acuan penambahan dalam anda berkarya.

Setelah semua hal tersebut diatas anda tanamkan, maka selanjutnya mempersiapkan diri memasuki langkah awal yang kamu perlukan, antara lain :

Ide cemerlang
Ide adalah garis start untuk memulai menulis. Kadang susah menemukan ide, tapi bukan berarti anda tidak mempunyai ide sama sekali. Dengan ide itu terciptanya titik rangsang motifasi dalam tulisan anda. Ide-ide itu tidak perlu muluk atau harus perfect. Tapi bagaimana ide itu kuat. Sehingga tetap bertahan biarpun anda mengalami writer’s block (jalan buntu). Sebab ide yang lemah bisa membuat karyamu tumbang dengan sendirinya.

Kertas kosong
Sediakan yang banyak untuk menulis dan menuangkan konsep atau outline. dan bisa untuk mencatat imajinasi atau ide attractive yang mungkin muncul tanpa diundang.

Pena
Bawa selalu benda ini agar moment yang penting atau sesuatu yang terlintas untuk ditulis tidak terlewatkan begitu saja, atau membawa alat tulis yang warna-warni agar anda lebih bisa bebas untuk berekspresi. Juga bisa jadi terapi bagi jiwa anda.

Mood
Ciptakan suasana yang tenang, nyaman dan fresh, kalau perlu melibatkan sesuatu yang bisa merangsang mood dan enjoy, seperti mendengarkan musik favorit anda. Perasaan mood seseorang berbeda-beda, kadang ada yang mencari suasana sepi atau ke tempat-tempat yang terbuka, misalnya di pantai. Bukankah menulis itu dari hati?. Maka dari itu anda bebas menciptakan dunia sendiri dalam hati untuk lebih bisa menghayati apa yang anda tulis.


Dalam memulai membuat karya jangan mencari opening yang sempurna, ini akan membuat anda justru tidak melakukan apa-apa dan kertas anda pun tetap kosong. Lakukan sebisa anda, biarkan tulisan-tulisan itu mengalir, tidak menutup kemumgkinan ide-ide akan bermunculan memenuhi pikiran anda. Tapi jangan enggan untuk menggantinya dengan tulisan yang lebih menarik.

Buatlah sebuah konsep dari ide yang sudah anda temukan. Pastikan tema dan seting latarnya. Tentukan inti dari tulisan dan pesan yang ingin anda sampaikan. Kemudian susun outline dari garis besar tema menjadi pecahan-pecahan kerangka pikiran - setiap bagian harus saling berhubungan - untuk masing-masing sebuah paragraph atau bab. Sebab tanpa kerangka tulisan, anda akan berputar-putar mengulang hal yang sama disetiap paragrafnya.
Untuk menambah informasi tulisan, anda bisa mencari di ininternet, melalui wawancara dengan nara sumber, survey, membaca buku, atau memperhastikan lingkungan disekitar anda. Gunakan rumus 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why, How) supaya tulisan anda akurat dan relitas.

Dalam menyusun tulisan, perkaya dengan perbendaharaan kata (baik bahasa istilah atau metafor), jangan memakai atau mengulang-ulang kata yang selalu sama dan monotone, supaya pembaca tidak bosan. Buatlah gaya tulisan yang berbeda atau lain dari yang lain (inovatif). Kemas tulisan melalui sudut pandang yang berbeda, dengan caramu sendiri sehingga tidak mudah ditebak. Buat alur cerita yang mengalir dengan memperbanyak deskripsi membangun rasa penasaran pembaca agar tidak terhanti membaca sebelum ending. Anda harus bisa menciptakan karakter  yang kuat, karena tulisan yang bagus adalah tulisan yang mempunyai karakter yang kuat, plus konflik yang terjadi diantar tokoh-tokohnya. Mintalah pendapat orang lain jika kurang yakin dengan tulisan anda.

Menulis itu memang butuh proses, perlu penjiwaan, jangan tergesa-gesa mengakirinya, jika tidak ingin jalan ditempat. Koreksi kembali tulisan anda dengan membacanya kembali. Jika ada kata atau kalimat yang kurang pas, bisa anda gubah. Kurangi kalimat yang panjang dan bertele-tele. Ini hanya akan mencabarkan perasaan pembaca. Perhatikan secara seksama tanda bacanya agar mudah difahami maksud alur cerita dan emosinya. Serta buatlah karya anda benar-benar hidup dalam diri pembaca. Dengan begitu tulisan anda bisa diterima oleh pembaca secara utuh tentang maksud, tujuan, gagasan, harapan yang terkandung didalam tulisan anda.

Ada beberapa hal yang wajib diingat, yaitu jangan menjiplak karya orang lain, kecuali  anda mengambil sebagai referensi untuk menambah wawasan anda dan memperkaya khasanah bahasa. Dan yang penting lagi, jangan merasa anda menjadi orang yang gagal. Anda pasti bisa dengan terus belajar, berusaha, serta mencoba.

Semoga Bermanfaat..!!
Salamku..:))

NOTE :
*pic by elvira purba
*tulisan dari berbagai sumber

Pengertian Puisi Mbeling

By Pidri Esha | At 09.19 | Label : | 0 Comments

Pengertian Puisi Mbeling

Pandangan Jeihan sendiri mengenai puisi mbeling:

“ Puisi mbeling adalah puisi yang membumikan persoalan secara konkret, langsung mengungkapkan gagasan kreatif ke inti makna tanpa pencanggihan bahasa”.

Adapun sikap mbeling yang esensial adalah menjalani hidup dengan jiwa kanak-kanan, yang makna dan pengertiannya tidak kekanak-kanakan, dan juga tidak kebarat-baratan. Tidak sok serius dalam menanggapi keadaan, tetapi dalam mereaksi sebuah persoalan, sarat dengan makna. Ini tidak berarti santai dan tidak berarti tidak peduli pada lingkungan hidup.



Pandangan Jakob Sumarjo mengenai puisi mbeling:

“puisi mbeling adalah bermain demi permainan itu sendiri. Kenikmatan puisi mbeling terletak pada kesipan pembaca untuk memasuki permainan kata-kata dan bentuk-bentuk dalam kata-kata atau huruf-huruf demi permainan itu sendiri. Kalau pembaca menemukan kenikmatan atau pesona di situ, maka cukuplah sudah puisi semacam itu(puisi mbeling).

Menurut Sapardi Djoko Damono dalam esainya Puisi Mbeling:

Suatu usaha pembebasan (Bahasa dan Sastra, tahun IV No.3/1978, Pusat Pengembangan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud) beliau mengatakan bahwa istilah mbeling kurang lebih berarti nakal, kurang ajar, sukar diatur, dan suka berontak.

Pandangan Soni Farrid maulana mengenai puisi mbeling:

jika puisi lirik merupakan sebuah jalan raya, maka puisi mbeling adalah sebuah jalan tikus yang memaksan orang menghentikan kendaraannya melewati jalan raya yang macet itu, yang kemudian dipilihnya jalan tikus untuk sampai ke tempat tujuan. Tentu saja, dalam melewati jalan tikus itu orang tidaka akan mendapat pemandangan indah. Tidak akan mendapatkan langit yang senantiasa bersih warna birunya. Pemandangan yang ada di situ, bisa jadi deretan jemuran celana dalam, wajah-wajah yang kumuh didera kemiskinan, parodi-parodi kehidupan dan sebagainya dan sebagainya”.

Dalam kata lain, puisi mbeling adalah semacam jeda dari “tradisi” penulisan puisi lirik indonesia, yang tentu saja dalam cara mengapresiasinya perlu semacam pisau analisis atau wacana lain, yang berbeda dengan wacana puisi lirik, simbiolisme, surrealisme, dan isme isme yang lainnya dari berbagai belahan dunia.

Latar Belakang Munculnya gerakan Puisi Mbeling

Jeihan berkata tentang gerakan puisi mbeling ini
“ sekali lagi saya tegaskan, bahwa puisi yang saya tulis pada tahun 1969 merupakan cikal bakal lahirnya gerakan puisi mbeling. Pada awal tahun 70an, rumah saya di cicadas kerap dijadikan markas para seniman Bandung yang memang berpikiran nakal-nakal. Mereka antara lain Remy Sylado, Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, Sanento Yuliman dan Wing Karjo. Pada bulan Oktober 1971, kami dikejutkan oleh Rendra yang membuat perkemahan kaum urakan di pantai Parangtaritis, Yogyakarta. Untuk mereaksi gerakan tersebut, lalu kami sepakat membikin gerakan puisi mbeling. Jadi gencarnya publikasi puisi mbeling itu sendiri merupakan reaksi atas gerakan kaum urakan yang dikomandani oleh Rendra, pada 16 Oktober 1971”

Sebagai gerakan, apa yang diganyang oleh gerakan puisi mbeling sebagaimana pernah dikatakan penyair Taufiq Ismail, ternyata bukan hanya kritik terhadap puisi itu sendiri. Tetapi juga sekaligus merupakan kritik terhadap majalah sastra horison dan para penyair yang sudah mapan pada saat itu.

Apresiasi puisi-puisi mbeling Jeihan Sukmantoro

Pada bagian pertama, akan diulas bagaimana puisi mbeling Jeihan yang ditulisnya dengan menggunakan kata-kata sebagai daya ekspresi dari kegelisahan batinnya yang direaksinya secara main-main, tapi ternyata sungguh-sunguh. Sedangkan pada bagian lain adalah menikmati puisinya yang menggunakan lambang angka dan lambang huruf.

BAGIAN PERTAMA

Dimulai dengan puisinya berjudul NELAYAN yang mengungkapkan dasar filosofi kaum mbeling tahun 1970-an


NELAYAN

Di tengah laut
Seorang nelayan berseru
Tuhan bikin laut
Beta bikin perahu
Tuhan bikin angin
Beta bikin layar

Tiba-tiba perahunya terguling

Akh,
Beta main-main
Tuhan sungguh-sungguh

1974

Puisi di atas seolah mau menyatakan maksud puisi mbeling, yakni bahwa “beta main-main, tuan sungguh-sungguh”. Puisi bertolak dari niat bermain-main. Niat untuk membuat bentuk demi suka ria bersama. Walaupun sejumlah puisinya tidak dapat dianggap hanya permainan kata belaka. Seperti sejumlah puisi selanjutnya.

Apa yang ditulis Jeihan dalam sejumlah puisi mbelingnya, ternyata selalu berada dalam arus kesadaran akan situasi yang terjadi pada saat itu. Kerap bersinggungan dengan masalah sosial. Semisal pada sebuah puisi mbelingnya di bawah ini:

PANGGILAN

NARKO
TIKNO
NARKOTIK
NO!

1974

Pada konteks ini, puisi tersebut bukan hanya permainan makna, namun sudah jauh-jauh hari Jeihan menolak kehadiran narkotik di bumi Indonesia. Dan hingga kini puisi tersebut terasa aktual sekaligus kontekstual dengan zaman yang mengiringinya

Sementara dalam puisinya di bawah ini:

KELUARGA BERENCANA, 2

Ata
Adi
Aga

Astaga
Anakku sudah tiga!
Biar saja

1973

Lewat puisinya ini Jeihan sesungguhnya sedang mereaksi program KB yang sudah mulai digencarkan pemerintah sejak awal tahun 1970-an. Jeihan di situ ingin menunjukan, bahwa dirinya sudah terlanjur punya anak tiga dan berusaha untuk masuk KB. Dan slogan KB adalah dua anak cukup. Tapi nyatanya di kemudian hari, Jeihan tidak mengikuti program tersebut.

Dari tiga puisi di atas, tampak Jeihan banyak memanfaatkan kata-kata sehari-hari, yang boleh jadi hal itu menjadi sampah bagi penulisan puisi lirik, simbolik, atau surrealisme. Walau teks yang digunakan Jeihan berangkat dari sampah kata-kata, nyatanya teks tersebut masih memberikan kebulatan makna. Masih merupakan sebuah pemandangan sekaligus pandangan batin yang koheren dengan kehidupan yang dialaminya dan dijalaninya secara personal.




Sementara dalam puisinya berikut:

MUKADIMAH PUISI MBELING

sadjak ja sadjak
djejak ja djejak
sadjak cari djejak
djejak cari sadjak

biarkan

jang djejak, djejak
jang sadjak, sadjak

1971

Kaum mbeling membedakan antara kenyataan historis-empiris dengan seni, yang satu sama lainnya tidak ada hubungannya. Ini ditegaskan dalam frase: jang djejak, djejak/ jang sadjak, sadjak//. Meskipun mereka mengakui hak orang lain berkonsep yang berbeda: sadjak cari djejak/ djejak cari sadjak//.

Sajak, seni, adalah dunia otonom yang yang lepas dari kegunaan hidup praktis. Dalam sajak, orang bisa berbuat apa saja dengan cara apa saja. Dalam mbeling dijamin kebebasan ekspresi dan imajinasi.

Pada tahun 1974, Jeihan menulis sajak berjudul kembali

KEMBALI

Dari gumpalan tanah
Jadi gumpalan darah
Jadi gumpalan nanah
Dari tanah ke tanah

Sajak di atas membuktikan religiusitas Jeihan yang kuat. Manusia hanya berasal dari tanah. Tanah menjadi darah. Darah menjadi nanah. Manusia sakit, menderita dan akhirnya mati, menjadi tanah kembali. Inilah perenungan yang sama sekali lepas dari sifat mbeling. Di balik senda guraunya yang rasional, Jeihan di lubuk hatinya masih kuat intuisi keagamaannya.

BAGIAN KEDUA

Lambang-lambang huruf atau angka yang ditulis Jeihan, seperti puisi berikut:

DOA

A
A A
A A A
A A AA
A A A A A
A A A A A A
A A A A A A A
A A A A A A A A
A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A

Menurut Soni Farid Maulana, huruf A dalam puisi tersebut bisa ditafsir sebagai permulaan dari nama Adam, yang lebih lanjut bisa juga ditafsir sebagai manusia pada umumnya, yang kerap berdoa dan seusai doa mengatakan Amin. Frase Amin yang diucap sebanyak tujuh belas kali itu, yang berdasar pada susunan huruf A dalam bentuk piramid itu, adakah merupakan akhir dari pembacaan surat Al-Fatihah yang diucap dalam setiap rokaat shalat? Bukankah jumlah rokaat shalat wajib dari Subuh hingga Isya itu sejumlah 17 rokaat? Boleh ditafsirkan demikian, dan boleh juga tidak.

Namun menurut Jakob Sumardjo, puisi ini adalah ucapan persetujuan dalam doa, yang berarti manusia menyetujui semua yang dipancarkan dan berasal dari “Atas”, yaitu Tuhan sendiri. Tipografi ini dapat dibaca dari atas sebagai bermakana yang berasal dari yang tunggal dan dibaca dari bawah yang bermakna semuanya untuk yang tunggal. Inilah keyakinan teguh sebuah iman.

Dari puisinya yang lain seperti dalam HAL, 2 berikut:

HAL, 2

O O O O O O O O O
O O O O O O O O O
O O O O O O O O O
O O O O O O O O O
O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
O O O O O O O O O
O O O O O O O O O
O O O O O O O O O
O O O O O O O O O
S . O . S
O 2
!


S.O.S dan O2, itulah kunci dari puisi ini. Yakni, Jeihan ingin berteriak bahwa pada saat ini pencemaran udara sudah mencapai titik gawat. Dalam puisi tersebut Jeihan menggunakan lambang kimia, O2 yang berarti oksigen. Sedangkan deretan lambang O yang dibangunnya dengan citra lambang palang merah atau palang hijau itu, seakan mencitrakan mulut orang yang menganga, mengharapkan oksigen yang segar. Mulut yang menganga dan megap-megap itu, bagai mulut ikan yang diangkat dari air ke daratan. Gambaran semacam itulah yang ingin diungkap oleh Jeihan.

 NOTE : Picture "Puisi Mbeling Remy Sylado"


DAFTAR PUSTAKA

YPRSI. 2000. MATA mbeling JEIHAN. Bandung: Grasindo

Minggu, 11 Desember 2016

Bukan Sebuah Pilihan

By Pidri Esha | At 07.47 | Label : | 0 Comments
"Cinta dan persahabatan bukanlah sebuah pilihan. Kamu bisa memiliki atau bahkan kehilangan keduanya secara bersamaan".
@pidriesha
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Ad

business

technology

Copyright © 2012. Celoteh Kopi - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Blog Bamz